Senin, 29 Mei 2017

JOGJAKARTA aku kembali lebih dewasa

PART I



Ketika waktu terasa berhenti, ketika tidak ada satupun manusia yang bisa diajak berbicara, sahabat, saudara, ataupun kerabat bagaikan mahluk yang tidak akan pernah mengerti perasaanku saat itu.

January 2017

Hari itu kuberanikan pergi meninggalkan Jakarta, dengan modal nekat dan uang meminjam seorang sahabat, aku pergi ke Jogja dengan menggunakan bus kota , Malam jam 20.30 aku berada di terminal lebak bulus Jakarta, terlihat disitu beberapa bus antar kota sedang menunggu penumpangnya, dengan tiket sebesar 220 ribu aku mendapat bus lumayan nyaman, berhubung saat itu adalah arus mudik habis tahun baru jadi harga sedikit naik, sebenarnya aku bisa membeli dibawah harga itu.  Tepat jam 20.30 namaku dipanggil , aku tengah duduk di warung kopi sambil mencharge handpone, berdiri dan menuju bus yang dimaksud. Kebetulan kursi ku kosong sebelahnya , jadi aku bisa duduk dengan leluasa, kumelihat sekeliling, aku mencari penumpang wanita yang bisa kuajak bicara nantinya. Lama aku merenung didalam bus malam yang sudah dimatikan lampunya, ku teringat ke tiga anakku yang kutinggalkan begitu saja. Kuteringat anak bungsuku yang baru saja sembuh sakit demam berdarah. Tak disangka air mata ku mengalir begitu saja mengingat kesakitan itu, di dalam bus itu  yang nantinya aku sendiri tidak tau harus kemana.
Selama perjalanan ini aku bertemu dengan penumpang bus wanita, kami mengobrol pada saat bus berhenti untuk makan, salah satu wanita yang kukenal itu bekerja sebagai SPG di sebuah mall di Jakarta, yang selalu pulang tiap satu minggu sekali karena harus bergantian merawat Ibunya yang sedang sakit, Salah satu wanita lagi adalah pekerja malam di diskotek Jakarta, pulang untuk menemui keluarga yang bertahun tahun tidak saling menyapa. Aku merenung melihat ke dua wanita yang kuajak bicara , bahwa sebenarnya mereka adalah wanita –wanita yang diciptakan kuat dengan masalah mereka masing –masing, bahwa malam itu aku bisa sedikit tersenyum.Keesokan harinya aku sudah tidak bertemu mereka lagi, karena mereka harus turun di cilacap, sedangkan aku harus meneruskan perjalanan ke Jogjakarta.
Pukul 13.00 bus ku sampai di Jogjakarta, disebuah terminal jogja, demi mengirit uang aku mencoba naik busway dari sana menuju malioboro, aku menunggu cukup lama , terlihat ada seorang bapak bapak yang tersenyum sendiri kerah ku, dengan kagok kubalas senyuman itu biasa saja. Pelan pelan dia mengajak aku berbicara, menanyakan darimana dan nama siapa, aku sudah mulai berasa tidak suka dengan kondisi ini , karena pelan pelan dia mendekat kearah ku duduk disebelah, makin aku takut dan berusaha berdiri untuk pindah, kebetulan didalam bus itu hanya aku, bapak itu dan seorang ibu ibu, aku meminta kondektur untuk memberitahuku apabila sudah dekat tujuanku, tiba tiba Bapak itu menawarkan diri untuk aku mengantarkan, dengan tegas aku menolak tawarannya, Ibu melihat kearah aku, kemudian sepontan aku bertanya ibu itu turun dimana, dan Ibu itu pun spontan bilang di malioboro, pas sekali ujar ku,. Aku pun menolak tawaran bapak itu, dan segera turun bersama Ibu tadi, dan Ibu itu menasehati aku bahwa untuk berhati hati bila berjalan sendirian, setelah itu kami bercerita tentang tujuan ke Jogjakarta, ternyata Ibu itu pedagang baju online yang hendak belanja di pasar Beringharjo , akhirnya kami bersepakat untuk sharing taxi menuju pasar Beringharjo.

MALIOBORO , JANUARY 2017

Hujan lebat tiba tiba mengguyur Jogja, Aku berpisah dengan Ibu yang baik hati itu di pasar BERINGHARJO , Aku berfikir ,ingin mencari tempat duduk dan mencoba googling mencari penginapan murah. Hujan deras tidak menghalangi semuanya, aku berlari sepanjang jalan Malioboro, sambil menyelamatkan laptop dan kamera yang kugulung didalam tas , aku melihat kearah kanan dan kiri terlihat beberapa tempat makan , tapi menurutku kurang nyaman, aku mencari tempat dengan hotspot kencang sambil aku bisa minum kopi hangat, akhirnya jatuhlah pilihanku di starbucks malioboro, aku memesan hot capucino dengan baju yang setengah basah aku dilayani oleh waiters dengan ramah , suasana starbucks di malioboro ini cukup ramai , tapi dengan akses 2 lantai ,aku mencoba naik keatas untuk mendapatkan tempat duduk yang nyaman karena aku memprediksikan kemungkinan lama berada disini, mencari penginapan sesuai dengan budgetku.

sampai akhirnya aku sudah tidak sabar dan bertanya kepada waiters  starbucks kira kira penginapan didaerah sini yang relatif murah dimana saja, waiters tersebut menjelaskan dengan sangat ramah dan  mengarahkan ku begitu jelas ke arah tujuan.
Akhirnya, dengan nekat seusai arahan mbak waiters yang baik hati, aku keluar dari starbucks menuju jalan yang dimaksud , tidak beda beberapa gank dari starbucks aku mulai menelusuri jalan, terlihat beberapa hotel dan terpampang harga , aku berjalan sambil berfikir bahwa harga tersebut tidak sesuai dengan budgetku, pada akhirnya aku masuk lagi kerah gank sempit , tiba tiba aku bertemu dengan seorang anak kecil yang bertanya kepadaku, mau cari penginapan mba? , aku langsung saja menjawab, mau! Ada ngk budget dibawah seratus ribu ? , anak kecil tersebut mengajak aku untuk ikut, kuikuti dia menuju sebuah rumah dengan halaman yang penuh dengan jemuran , penginapan yang berbentuk rumah tersebut tertutup dibelakang jemuran. Walau sedikit kaget aku melihat penginapan yang seperti ini, tapi tidak mengurungkan niatku ketika ku melihat rumah penginapan ini cukup bersih , aku bertemu dengan yang punya penginapan , aku melihat kamar dengan ukuran 5 x 4 meter dan sebuah kipas angin menurutku lumayanlah, karena aku memilih untuk banyak aktivitas diluar kamar dari pada didalam kamar.

aku terduduk diam, menutup pintu kamar....
Dikamar ini aku kembali sendiri...
Memikirkan besök harus ada yang aku kerjakan.

TO BE CONTINUED


Tiada berbeda apa yang ku rasakan

Tajam menusuk tak beralasan

Kita sudah dingin hati


Dulu kita pernah saling memahami

Sekian merasa telah menyakiti

Kita telah lupa rasa

(Raisa-Isnaya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar